Lelah, cepatnya kau menyerah
Benci, satu yang tersembunyi
Hilang, terbang entah ke mana
Tapi kita masih bisa bersama
Jalan sendirian di tengah-tengah kegelapan
Hanya tuk mencari suatu kepastian
Tanpa petunjuk dan segala panduan
Hanya mengharap menunggu suatu keajaiban
Berawal dari cerita seorang jagoan
Hidupnya berakhir dari segala kepahitan
Berjuang melawan semua keadaaan
Sulit susah sakit dan kepedihan
Belum lagi sembuh dari kepedihan
Berharap mendapat perhatian dan pujian
Berakhir dengan celoteh, cacian, dan makian
Lengkap sudah semua segala penderitaan
Mungkin kamu pernah sempat mendengarkan lagu lama
Cerita seorang lelaki yang datang dari desa
Berbekal sebuah gitar tua datang ke ibukota
Dengan penuh harapan menjadi seorang biduan
Baru ku sadari sekarang semuanya
Mungkin benar aku ini seorang pemimpi
Yang sedang mencari jati diri
Hidup sendiri dikelilingi para pembenci
Jalani hari-hari dengan penuh caci maki
Tak ada yang membela dan menjaga aku lagi
Apa arti sahabat sejati dan kekasih hati
Persetan kalian semua aku tak peduli
Kau paksakan aku terjerumus amarah
Segala yang ku tanyakan kau bersilat lidah
Aku yang sering kau sebut manusia payah
Ku balas kau dengan sebutan manusia rendah
Segala sumpah serapahku kau anggap semua sampah
Percuma kau menyumpahku takkan pernah goyah
Mendingan kau nikmati satu yang begitu indah
Pandangi saja aku punya jari tengah
Lelah, cepatnya kau menyerah (lelah kau menyerah)
Benci, satu yang tersembunyi (benci tersembunyi)
Hilang, terbang entah ke mana (hilang entah ke mana)
Tapi kita masih bisa bersama (masih bisa bersama)
Mungkin memang harus ada forsiga
Walau aku sudah bosan bermain dengan kata-kata
Tapi kuat rasanya sudah sampai di sana
Biarkan ku bicara daripada menderita
Segala sumpah serapahku kau anggap semua sampah
Percuma kau menyumpahku takkan pernah goyah
Mendingan kau nikmati satu yang begitu indah
Pandangi saja aku punya jari tengah
Lelah