Menoleh - Pandji Pragiwaksono
Bentuk kepalan Angkat tinggi di atas kepala Jadikan kepalan sebagai pesan Bahwa kita masih dengarkan Teriakan para pahlawan Menoleh ke belakang Lihat yang ditinggalkan Pelajaran tak harus dalam halaman Buku sekolahan Buka wawasan Wahai Pemuda Pergilah ke taman makam pahlawan Dan tataplah nisan-nisan di sana Berteriak dalam hening mereka Nyata terbaca nama Pemuda Sebagai identitas mereka tak ada yang tahu pasti namanya Tapi kata terakhir dari mulut mereka: MERDEKA! Ingatkah kota Surabaya di bulan November tahun empat lima Belanda menyerang dalam ribuan persenjataan berat udara dan darat Berhadap-hadapan dengan kiamat Kecil kemungkinan selamat Berdiri menerjang ketidak mungkinan Bermodal impian juga semangat berikan hormat! Bentuk kepalan Angkat tinggi di atas kepala Jadikan kepalan sebagai pesan Bahwa kita masih dengarkan Teriakan para pahlawan Menoleh ke belakang Lihat yang ditinggalkan Pelajaran tak harus dalam halaman Buku sekolahan Buka wawasan Wahay Pemuda Betapa gagah dan cantiknya Tapi dibalik keindahannya tersimpan keraguan untuk berkarya Takut gagal katanya Untuk apa merdeka? Untuk apa nyawa mreka? Pahlawan kita? Kalau anak cucunya terkekang oleh pikiran mereka Betapa malunya? Pejuang bermodal tinta menorehkan kata-kata Berjuang banyak caranya termasuk dengan duduk berdiam dan dengan menuangkan buah pikirnya Mohammad Hatta Ki Hadjar Dewantara Mohammad Yamin dan Kartini juga Inspirasi dari mreka jadi bahan bakar slama-lamanya
Artist: Pandji Pragiwaksono
Title: Menoleh